Friday, May 25, 2007

Tanjung Kodok - Peristirahatan Pasukan Tartar


Republika online - Selepas menikmati keindahan Gua Istana Maharani, belumlah lengkap bila Anda tak mampir ke Pantai Tanjung Kodok. Letaknya tidak jauh dari Gua Maharani dan berada dalam satu kompleks wisata. Pantai yang terletak 50 kilometer arah utara kota Lamongan ini memiliki karakteristik keindahan alam pantai yang khas dan unik dibanding pantai-pantai lain di Jawa Timur. Keunikan itu terwujud dalam batu karang yang menjorok ke laut. Bentuknya menyerupai kodok (katak) yang sedang bersiap untuk meloncat.

Tanjung Kodok yang menjadi ikon wisata utama Lamongan -- selain Gua Istana Maharani -- memang menyimpan cerita menarik. Anda ingat cerita Pasukan Tartar? Bila ya, pasti Anda mengenal tokoh Khu Bhilai Khan, sang panglima pasukan yang datang ke Pulau Jawa untuk menyerbu Kerajaan Singasari di awal abad ke-12.

Sebagaimana dipercayai banyak orang, utusan Khu Bilai Khan yang bertamu ke Singasari diperlakukan dengan tidak terhormat. Konon, Prabu Kertanegera, raja Singasari waktu itu, mencederai wajah utusan Khu Bilai Khan sebagai tanda penolakan tunduk di bawah kekuasaan kekaisaran Cina yang saat itu berada di bawah kendali Dinasti Ming. Perlakuan Kertanegara merupakan penghinaan besar, sehingga kaisar menyimpan dendam dan kemudian mengirimkan pasukan Tartar untuk menumpaskan dendam.

Setelah mendarat di Tuban, bala pasukan Tartar itu menyusuri pantai utara Jawa sebelum masuk ke pedalaman ke Keraton Singasari yang letaknya masuk wilayah Kabupaten Malang saat ini. Sampai di sekitar Pantai Tanjung Kodok, mereka mendapati sejumlah penduduk setempat yang tengah bercocok tanam.

Alkisah, mereka terheran-heran tatkala melihat petani setempat sedang menanam benih lombok (cabe) dan tembakau dengan menggunakan sebatang kayu -- alu. Alu itu ditusukkan ke bumi untuk membuat lubang tempat benih ditanam. Saat pasukan itu bertanya kepada penduduk, penduduk menjawab, ''Nonjo.''

Kata-kata itu ditirukan secara berulang-ulang oleh pasukan Tartar, sehingga berkembang menjadi kata ''Nanjan''. Seiring waktu, kata ''Nanjan'' kini menjadi nama sebuah desa di kawasan Tanjung Kodok. Desa itu adalah Penanjan, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.

Di Tanjung Kodok inilah pasukan Tartar beristirahat sambil menyusun strategi sebelum menyerang Singasari. Namun, mereka harus kecewa ketika mengetahui Kertanegara yang mereka incar sudah tidak berkuasa lagi, lantaran telah diganti Jayakatwang lewat jalan kudeta berdarah.

Meski demikian, mereka tetap menyerbu Singasari bekerjasama dengan Raden Wijaya yang juga menantu Kertanegara. Dengan menelan banyak korban, pasukan Tartar berhasil menggulingkan Jayakatwang. Namun, di saat mereka hendak pulang untuk melapor kepada kaisarnya, pasukan Tartar ditikam dan diserang oleh Pasukan Raden Wijaya.

Dalam kondisi tercerai-berai, pasukan Tartar itu dikalahkan secara tragis lewat kecerdikan Raden Wijaya yang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit. Kekalahan ini tidak lepas dari peran kelompok pasukan Bangsa Han yang mbalelo, setelah mereka melakukan meditasi di Gua Maharani. Cerita ini hingga kini diyakini oleh masyarakat di kawasan Tanjung Kodok.

Delapan abad telah berlalu. Tapi Tanjung Kodok tetap menjadi pusat perhatian dunia. Saat terjadi gerhana matahari total pada 11 Juni 1983, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menunjuk Tanjung Kodok sebagai lokasi untuk observasi ilmiah para pakar astronomi internasional.

Selain itu, setiap menjelang awal dan akhir bulan suci Ramadhan, para ahli hisab dan rukyat dari berbagai perguruan tinggi, instansi pemerintah, lembaga-lembaga masyarakat dan keagamaan datang ke Tanjung Kodok untuk menyaksikan derajat posisi rotasi bulan, guna menjamin validitas hasil rukyat. Karenanya Pemerintah Kabupaten Lamongan membangun ''Menara Rukyat'' setinggi 9,4 meter yang tegak menjulang di bibir pantai.

Pada ''Hari Raya Ketupat'', yaitu hari raya tradisional yang jatuh pada hari ke tujuh setelah Idul Fitri, puluhan ribu wisatawan mengunjungi Tanjung Kodok untuk menyaksikan berbagai atraksi seni pentas, musik, dan opera legenda Tanjung Kodok, atau sekadar berpesiar naik perahu sambil menikmati ketupat, dawet (cendol) dan minuman legen. Dari sanalah keindahan panorama Tanjung Kodok kemudian sangat dikenal dan mengundang banyak pendatang.

1 comment:

Unknown said...

Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 750juta saya sters hamper bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan kyai ronggo, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI RONGGO KUSUMO kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 3Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 3M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi kyai ronggo kusumo di 082349356043 situsnya www.ronggo-kusumo.blogspot.com agar di berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi kyai ronggo kusumo pasti akan di bantu